Pengajar

Kreativitas Terlalu Dianggap Penting dalam Pendidikan, Benarkah?

Saat bicara soal kreativitas, mungkin yang terlintas pertama kali adalah cat lukis warna-warni, sekotak manik-manik, gumpalan plastisin, dan setumpuk perlengkapan prakarya. Apakah makna kreativitas yang demikian masih relevan sampai sekarang? Jawabannya, ya dan tidak.
  • 2 Mei 2023
  • Admin
  • sekolah
  • kreativitas
  • guru
  • tenaga pendidik
  • pengajar

Saat bicara soal kreativitas, mungkin yang terlintas pertama kali adalah cat lukis warna-warni, sekotak manik-manik, gumpalan plastisin, dan setumpuk perlengkapan prakarya.

Apakah makna kreativitas yang demikian masih relevan sampai sekarang? Jawabannya, ya dan tidak.

Di satu sisi, kreatif berarti mampu menciptakan sesuatu berdasarkan eksplorasi ide yang bebas — khususnya dalam bidang seni.

Di sisi lain, kreatif berarti mampu memecahkan pertanyaan eksak yang identik dengan teori faktual yang mengikat. Inilah kenapa Albert Einstein ‘berani’ menelurkan semboyan “creativity is intelligence having fun”.

Yang jadi pertanyaan, apakah kreativitas memang sepenting itu? Ataukah hanya sekadar jargon populer untuk melonggarkan definisi “pintar” yang konvensional? Simak jawabannya di bawah ini.

Apa Itu Kreativitas?

Secara singkat, kreativitas adalah cara seseorang menggunakan imajinasi dan ide orisinalnya untuk menciptakan sesuatu.

Lebih lengkapnya, California State University mengartikan kreativitas sebagai potensi untuk menghasilkan atau menemukan ide, alternatif, dan kemungkinan, yang nantinya bisa dipakai untuk:

  • menyelesaikan masalah,
  • berkomunikasi, dan
  • menghibur diri sendiri maupun orang lain.

Kenapa Kreativitas Diperlukan dalam Pendidikan Anak?

Kreativitas penting untuk diterapkan dalam sistem pendidikan, setidaknya untuk empat alasan.

1. Memunculkan Inovasi

Agar tetap kompetitif, kita semua perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Upaya adaptasi ini hanya memungkinkan dengan adanya inovasi.

Kabar baiknya, output dari kreativitas adalah inovasi. Poin ini membuat anak dapat lebih terpacu dan bersemangat karena terus disuguhi dengan hal-hal baru yang relevan.

2. Menggali Orisinalitas

Murid satu dengan lainnya dibesarkan dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Lingkungan tempat mereka tumbuh dan bergaul juga pasti tidak sama.

Alhasil, mereka punya cara tersendiri untuk menyikapi dan menyelesaikan masalah. Perbedaan cara berpikir inilah yang memunculkan kreativitas dan ide-ide unik yang orisinal.

3. Memicu Perkembangan Emosi Anak

Kreativitas melibatkan proses trial and error yang mendorong anak untuk bersikap gigih dan sabar. Mengutip dari ISTE, kreativitas juga meruntuhkan batasan-batasan belajar yang kaku, sehingga murid bisa lebih percaya diri dan berkembang secara emosi.

4. Menciptakan Inklusivitas dalam Belajar

Siswa yang unggul secara akademik biasanya duduk di barisan depan, rajin mencatat, serta rutin menjawab saat guru mengajukan pertanyaan. Mereka adalah tipikal murid yang memenuhi stkamur belajar otak kiri.

Di samping itu, ada juga sekelompok murid di barisan belakang yang senang berdendang dan menyanyi jika ada jam kosong. Mereka biasanya paling semangat jika ada sesi belajar di luar ruangan.

Dengan sentuhan kreativitas, kamu bisa mencari jalan tengah dan menyusun metode belajar yang sesuai bagi kedua tipe murid tersebut.

Apakah Kreativitas Terlalu Dianggap Penting?

Jawaban pendeknya adalah tidak. Kreativitas mendapatkan sorotan yang seharusnya. Lupakan pikiran bahwa metode pembelajaran yang teoretis saja cukup untuk diberikan kepada anak.

Pendidikan formal yang minim akan kreativitas hanya akan membuat kegiatan belajar terasa kaku dan membosankan. Dengan memberi celah untuk berkreasi, anak akan merasa tertantang karena diberi kebebasan selagi tetap belajar.

Cara Meningkatkan Kreativitas dalam Pendidikan Anak

Dalam mata pelajaran kesenian, memantik kreativitas anak adalah hal yang relatif mudah. Akan berbeda kasusnya jika kamu mengajar di ranah sains yang cenderung serius.

Namun, kamu tak perlu khawatir. Ada beberapa alternatif yang tetap bisa diterapkan untuk meningkatkan kreativitas anak di mata pelajaran apa pun.

1. Visualisasikan Ide

Pertimbangkan elemen visual untuk menunjang pembelajaran. Selain menarik perhatian, cara ini akan membantu mengaktifkan imajinasi anak.

Manfaatkan bagan atau minta murid untuk menulis ide di atas kertas memo atau sticky note. Tempel pada dinding kelas atau buku catatan supaya mudah terlihat.

2. Gunakan Berbagai Media Pembelajaran

Akui bahwa setiap anak punya gaya belajar yang berbeda-beda. Kamu bisa mencoba beragam format pembelajaran, misalnya video, flash card, hingga podcast.

Masing-masing media memiliki poin plus dan minusnya sendiri. Evaluasi tingkat efektivitasnya, lalu sesuaikan dengan momentum serta kebutuhan saat mengajar.

3. Belajar di Luar Ruangan

Belajar di dalam ruangan bisa sangat membosankan. Jika cuaca sedang mendukung, ajak anak untuk keluar dan belajar di tempat yang rindang. Bila perlu, jadwalkan study tour setidaknya sekali per satu semester.

4. Hias Ruang Kelas

Pola pikir yang kreatif dimulai dari lingkungan yang kreatif pula. Jadikan ruang kelas sebagai arena untuk berekspresi.

Kamu bisa menaruh kata-kata motivasi, memajang benda dekorasi, hingga mengajak anak untuk mengecat dan melukis dinding kelas.

5. Tanyakan Hal yang Subjektif

Daripada bertanya tentang apa yang salah dan benar secara teori, coba ajukan pertanyaan yang melibatkan opini pribadi. Dengan begitu, anak merasa punya kebebasan berpikir.

Butuh gambaran? Berikut beberapa pertanyaan subjektif yang bisa meningkatkan kreativitas pada anak.

  • Bagaimana pendapatmu tentang hal ini?
  • Menurutmu, mengapa ini bisa terjadi?
  • Apakah kamu punya pengalaman terkait hal ini?
  • Kalau kamu ada di posisi ini, apa yang akan kamu lakukan?

6. Ciptakan Pengalaman dengan Kelima Indra

Sebagai contoh, jika kamu mengajar geografi, ajak anak untuk memutarkan globe dan menyentuh replika peta tiga dimensi.

Beri pengalaman yang melibatkan kelima indra supaya anak memperoleh gambaran yang jelas tentang apa yang sedang dipelajari. Semakin utuh pemahaman yang mereka peroleh, semakin mudah juga bagi mereka untuk berpikir kreatif.

7. Adaptasi Sistem Belajar Kolaboratif

Belajar dengan teman sebaya mampu melunakkan kesungkanan anak untuk meluapkan sisi kreatifnya. Berikan tugas kelompok untuk mengasah eksplorasi ide, kemampuan komunikasi, dan sikap tanggung jawab.

8. Gunakan Analogi Saat Mengajar

Kebosanan saat belajar biasanya berawal dari kesenjangan antara pemahaman anak dengan topik yang sedang dibahas.

Semakin anak merasa dekat dengan suatu bahasan, semakin mudah bagi mereka untuk mencerna pelajaran. Kamu bisa memasukkan materi pelajaran ke dalam hal sehari-hari. Dengan begitu, kreativitas mereka pun ikut terlatih dalam hal menyederhanakan konsep-konsep yang rumit.

9. Jangan Hanya Mementingkan Akademik

Mulailah dengan memberikan PR yang membebaskan anak untuk berpikir sesuai dengan idenya masing-masing. Ini akan menghindarkan mereka dari rasa takut salah karena akan mendapatkan nilai jelek. Bonusnya, cara ini juga efektif untuk menekan risiko saling menyontek.

Kesimpulan

Mengemas metode belajar dengan cara yang kreatif memang tidak mudah. Kamu perlu bertukar pengalaman dengan tenaga pengajar lain supaya tahu mana cara yang efektif dan mana yang tidak.

Kabar baiknya, semua itu tidak perlu kamu lalui sendirian. Kamu bisa bergabung dengan Komunitas Guru Odysee Education.

Di komunitas ini, kamu akan dipertemukan dengan pengajar lain dari seluruh Indonesia untuk saling berbagi referensi metode pengajaran kreatif, informasi pendidikan, sampai ruang diskusi.

Ingin bergabung? Sign up di website odysee.education sekarang! Atau ketuk https://odysee.education/login berikut ini.

Chat Icon