Guru masa kini merupakan pekerjaan profesional yang mungkin lebih sulit dibandingkan lainnya. Mereka bertanggung jawab dengan siswa sebagai generasi masa depan. Individu yang mempunyai karakter unik.
Keunikan individu yang ditambah dengan lingkungan global. Teknologi dan informasi canggih sehingga segala sesuatu dapat sampai dengan mudah. Salah sedikit saja, anak sebagai generasi yang akan datang tidak dapat berada di jalurnya. Guru masa kini sebagai salah satu orang yang harus menghadapinya.
Meskipun tugas mendidik bukan hanya tanggung jawab guru. Namun, beban berat tidak dapat dielakkan. Di luar itu, sebagai makhluk sosial, pengakar juga harus berhubungan dengan lingkungkan dan masyarakat global secara umum.
Jika dikelompokkan menjadi beberapa bagian, tantangan guru masa kini dapat dibagi menjadi tiga besar. Yang pertama, sesuatu yang berhubungan dengan siswa dan orang tua, baik secara langsung dan tidak langsung. Kedua, diri sendiri dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, seperti keluarga dan kebutuhan sosial dan ekonomi. Ketiga, perkembangan zaman dan globalisasi.
Ketiga kelompok besar tersebut, jika diuraikan menjadi sebagai berikut.
1. Siswa
Siswa yang merupakan generasi Milenial, Z, dan seterusnya bukanlah anak yang sama dengan ketika guru masih di usia sama.
Mereka merupakan generasi yang dapat dengan mudah mengakses informasi dan menyebarkannya. Lingkungan juga sangat mempengaruhi mereka. Ada hal negatif dan positif dari hal tersebut.
Cara guru mengajar harus berubah sesuai perkembangan zaman. Sementara itu, cara guru menegur murid yang malanggar aturan juga harus diperhatikan. Jika tidak, tindak-tanduk guru dengan mudah menjadi viral dan menjadi pembicaraan netizen.
2. Orang Tua
Dengan berbekal ilmu parenting, beberapa orang tua menyadari apa yang dibutuhkan dan tidak oleh anaknya masing-masing. Sekolah diharapkan dapat mewakili dan membantu mereka mewujudkan cita-cita anak.
Akibatnya, orang tua sering kali over protective dan memberi tuntutan banyak kepada guru sebagai pengajar.
3. Keluarga
Keluarga di sini adalah orang di sekitar pengajar saat di rumah. Mereka mungkin saja anak, pasangan, hingga keluarga besar.
Dengan banyaknya tugas administratif dan tuntutan guru di sekolah, perlu pembagian waktu, emosi, dan tenaga agar ini tidak terabaikan.
4. Kebutuhan Ekonomi
Tidak dapat dipungkiri, kebutuhan ekonomi merupakan tantangan tersendiri, terutama guru honorer. Dengan pekerjaan yang cukup berat dan gaji di bawah UMR, pengajar harus berjuang memenuhi kebutuhan hidup.
5. Kebutuhan Sosial
Di luar, guru tetapah orang yang mendapat posisi berbeda di masyarakat. Tingkah laku diri dan keluarga menjadi teladan. Pengajar benar-benar harus menjaga perilaku dan image mereka di antara kebutuhan untuk diterima lingkungan.
6. Globalisasi
Globalisasi yang merupakan dampak perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat juga tidak terhindarkan. Guru dituntut harus mengetahui perkembangan zaman dan apa yang terjadi hari ini agar dapat memahami siswa. Selain itu, penguasaan teknologi juga penting agar dapat kreatif dan inovatif mengajar.
7. Kurikulum
Kurikulum dibuat untuk lebih memajukan pendidikan di Indonesia. Namun, disadari atau tidak, perubahan panduan pendidikan menuntut guru untuk beradaptasi kembali. Ini juga merupakan tuntutan tersendiri agar kualitas pendidik terus berkembang.
Dengan berbagai tantangan di atas, tugas guru di mata generasi muda cukup berat. Banyak yang berpikir berulang kali untuk memutuskan menjadi guru. Namun, pendidik adalah panggilan jiwa. Beberapa dari mereka tetap siap berada di sekolah.
Apa yang harus dilakukan guru menghadapi tantangan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya?
Pertama, guru harus siap terus mengembangkan diri. Hal ini terkait dengan globalisasi, teknologi informasi, dan kurikulum, serta siswa.
Guru harus mau terus belajar, baik dari workshop dan seminar yang sering diadakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) atau swasta secara mandiri. Minimal, pendidik harus rajin membaca buku agar dapat melakukan hal yang sama kepada anak dan didik dan lingkungannya.
Kedua, guru harus menjadikan pekerjaannya profesional. Tidak membawa pulang emosi dan kondisi yang terjadi di sekolah ke rumah. Ini dilakukan agar suasana di rumah tetap terjaga.
Profesionalisme juga untuk memberi batasan antara tanggung jawab jika jam sekolah sudah usai. PR dan tugas sekolah lain sudah menjadi pekerjaan siswa. Orang tua tidak harus menghubungi 24 jam sehari.
Ketiga, menjadikan tugas guru sebagai panggilan jiwa dan ikhlas. Dengan demikian, semua pekerjaan, tugas, dan tanggung jawab akan terasa lebih ringan.
Ingin menjadi guru yang lebih baik dengan segata tantangan di masa kini? Jangan lupa untuk login dan mendaftar di sini! Website kami menyediakan semua informasi dan berita pendidikan terbaru! Guru dapat mencari sekolah terbaik untuk mengajar. Sementara orang tua dapat mengetahui pula sekolah-sekolah berkualitas untuk buah hati. Bahkan, sekolah dapat mencari dan mengetahui pendidik terbaik dari kami.