Skripsi mungkin menjadi momok bagi sebagian besar mahasiswa. Bagaimana tidak? Selain pengerjaannya yang terkadang sulit dan membutuhkan waktu panjang, beberapa dosen dinilai sering mempersulit mahasiswa yang dibimbing. Akibatnya, tidak sedikit dari mereka yang sudah kuliah bertahun-tahun harus rela tidak lulus karena tidak menyelesaikan skripsi. Kebijakan lulus tanpa skripsi menjadi populer.
Kebijakan tersebut baru diumumkan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (kemendikbudristek) yang dipimpin Nadiem Anwar Makarim akhir Agustus 2023 lalu,
Dari pantauan di media sosial, mahasiswa senang dengan keputusan Nadiem Makarim. Bahkan, yang sudah selesai pun menyesal, mengapa aturan tidak ada sejak dahulu.
Namun, benarkah kuliah tanpa skripsi lebih mudah? Yuk, simak beberapa kampus yang sudah melaksanakan dan syarat yang digunakan sebagai gantinya!
Meskipun aturan Kemendikbudristek baru saja diumumkan dan implementasinya belum dijelaskan, ternyata beberapa kampus sudah melaksanakan kuliah tanpa skripsi. Umumnya lembaga penyelenggara memberi pilihan kepada mahasiswa skripsi atau nonskripsi di akhir pendidikan.
Syarat kelulusan nonskripsi pun berbeda-beda pada setiap kampur dan jurusan. Kamu bisa mempertimbangkannya dari beberapa kampus di bawah ini.
1. Universitas Muhammadiyah
Beberapa perguruan tinggi swasta yang berlabel Muhammdiyah sudah meluluskan mahasiswa lewat jalur nonskrispi.
Universitas Muhammadiyah Malang, misalnya sudah meluluskan lebih dari 70 orang sampai tahun 2023. Mereka yang lulus lewat jalur ini membuat dua buah Jurnal Ilmiah Nasional terakreditasi Sains and Technology Indezx (SINTA) atau Jurnal Ilmiah Internasional terindek Scopus dan Wob of Science (WoF).
Berbeda dengan UMM, Universitas Muhammadiyah Surakarta sudah menerapkan pemilihan tugas akhir sejak tahun 2021. Lembaga ini meminta mahasiswa yang tertarik untuk tidak menyelesaikan skripsi membuat karya tulis ilmiah yang merupakan hasil dari Outcame Based Education (OBC) dalam rangka mewujudkan progra, Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
2. Universitas Negeri Yogyakarta
Universitas Negeri Yogyakarta yang sebagian besar lulusannya bekerja sebagai pendidik juga telah menerapkan lulus kuliah lewat jalur nonskripsi. Bahkan, sebagai gantinya mahasiswa tidak harus membuat jurnal ilmiah terakreditasi. Mereka cukup membuat karya yang mengharumkan nama perguruan tinggi di Sleman, Depok, Yogyakarta tersebut.
Salah satu karya yang diakui universitas adalah mengikuti PIMNAS atau Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional. Tentu saja tidak sembarang orang dapat menjadi peserta. Mereka harus lolos terlebih dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
3. Universitas Negeri Malang (UNM)
Aturan yang diterapkan UNM mirip dengan UMM, yaitu mempublikasikan jurnal ilmiah agar bisa lulus tanpa skripsi.
Akan tetapi, khusus untuk jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, mahasiswa tingkat akhir dapat membuat karya sastra seperti novel. Setelah itu, mereka mempresentasikan isi karya sastranya di depan penguji.
4. Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)
Rektor Unsoed, Profesor Akhmad Sodiq menyebut, beberapa jurusan dan program studi dari universitas yang dipimpinnya sudah menerapkan kelulusan tanpa membuat skripsi.
Mahasiswa hanya diminta membuat tugas akhir berupa tulisan yang berisi hasil penelitian, kerja praktik, kerja lapangan atau magang, dan lain-lain.
5. IPB University
Kampus hijau yang berada di kota hujan, Bogor juga sudah menerapkan aturan tanpa skripsi sejak tahun 2019 di beberapa jurusan dan program studi.
Sebagai pengganti skripsi mahasiswa mempunyai berbagai alternatif, seperti membuat jurnal ilmiah, ikut serta dalam pertukaran pelajar, pengerjaan proyek, hingga membuat karya di bidang yang sesuai dengan minat dan program studi. ***