Pendidikan

Kontroversi Rangking di Rapor Anak: Apakah Masih Diperlukan?

mmmmmmm
  • 30 November 2023
  • admin
  • rapor
  • rangking
  • sekolah

Rangking di rapor anak telah menjadi topik perdebatan yang terus berlanjut dalam dunia pendidikan. Meskipun sebagian besar sistem pendidikan telah mengadopsi atau menghapus praktik ini, pertanyaan utama yang muncul adalah, "Masih perlukah rangking di rapot anak?" Sebagai orang tua, guru, dan pemangku kepentingan pendidikan, kita perlu mempertimbangkan berbagai aspek sebelum menyimpulkan apakah rangking masih relevan di era pendidikan saat ini.

Argumentasi Pro Rangking

Di atas telah disebutkan, sebagian besar sistem pendidikan sudah menghapus sistem rangking. Itu berarti masih ada yang menerapkannya. Orang tua pun terkadang menanyakan ada di urutan berapa ananda saat menerima rapor. 

Pada akhirnya, sebagai jalan tengah tiga besar sampai sepuluh besar prestasi teratas siswa masih disampaikan. Guru pun terkadang menuliskannya di papan tulis sebagai pengumuman.

Beberapa tokoh pendidikan dan orang tua memandang masih perlu ada rangking di sekolah dengan alasan sebagai berikut.

  1. Motivasi Kompetitif: Para pendukung rangking berpendapat bahwa ini dapat menjadi dorongan motivasi bagi siswa untuk bersaing dan mencapai prestasi lebih tinggi. Mereka percaya bahwa persaingan sehat dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan lebih tekun.

  2. Evaluasi Kinerja Relatif: Rangking memberikan gambaran relatif tentang kinerja siswa dalam konteks kelasnya. Hal ini dapat membantu guru dan siswa untuk memahami posisi akademis siswa dalam kelompoknya.

  3. Seleksi Beasiswa dan Program Unggulan: Beberapa lembaga pendidikan tinggi dan program beasiswa masih menggunakan rangking sebagai salah satu faktor penentu. Oleh karena itu, memiliki rangking yang tinggi dapat memberikan keuntungan tambahan dalam persaingan masuk ke institusi tertentu.

Argumentasi Kontra Rangking

Tentu saja, pihak yang kontra rangking juga mempunyai alasan kuat menolak sistem rangking di sekolah dan di kelas. Mereka terutama memperhatikan kondisi siswa. Sistem yang sudah puluhan tahun ada tersebut dinilai tidak relevan dengan berbagai alasan dan akibat di bawah ini.

  1. Stigma dan Stres: Rangking dapat menciptakan stres berlebih dan menempatkan beban emosional pada siswa. Siswa yang menduduki peringkat rendah mungkin merasa stigmatized dan kurang percaya diri, apalagi jika lingkungan mendukung hal ini.

  2. Fokus pada Pembelajaran Intrinsik: Pendukung penghapusan rangking berpendapat bahwa rangking dapat mengalihkan perhatian dari motivasi intrinsik, seperti kecintaan terhadap pembelajaran, menjadi orientasi pada prestasi eksternal semata.

  3. Keterbatasan Pengukuran Prestasi: Rangking sering kali hanya mencerminkan keberhasilan akademis siswa, tanpa mempertimbangkan aspek-aspek lain seperti keterampilan sosial, kreativitas, dan kepemimpinan yang juga penting dalam pengembangan siswa secara menyeluruh.

Pendekatan Alternatif

Untuk mencari solusi, di mana anak tetap dapat termotivasi tetapi adil ada beberapa pendekatan alternatif yang diberikan. Cara ini menempatkan posisi siswa sebagai subjek. Berbagai prestasi lain, selain akademik tetap menjadi perhatian karena pada dasarnya setiap peserta didik mempunyai kelebihan dan kekurangan.

  1. Penilaian Formatif dan Portofolio: Menggantikan rangking dengan penilaian formatif dan pengembangan portofolio siswa dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang kemajuan mereka. Ini memberikan ruang bagi penilaian yang lebih kontekstual dan relevan.

  2. Penghargaan dan Pengakuan Keterampilan Luar Kelas: Menghargai prestasi di luar kelas, seperti partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, proyek sukarela, atau prestasi dalam olahraga, dapat memberikan pengakuan yang lebih luas terhadap potensi dan bakat siswa.

  3. Pentingnya Pendidikan Karakter: Fokus pada pengembangan karakter siswa, seperti kepemimpinan, kerja tim, dan etika kerja, dapat menjadi prioritas untuk membentuk individu yang lebih holistik.

Tantangan Implementasi

Di lapangan, guru harus berjibaku dengan segala permasalahan siswa dan orang tua. Alternatif pendekatan selain rangking mendapat banyak tantangan. Tidak hanya dari tokoh dan orang tua yang pro tetapi dari sistem itu sendiri. Perubahan memerlukan banyak energi agar terlaksana dengan baik.

  1. Perubahan Paradigma: Merubah sistem yang telah lama berjalan dan diterima oleh masyarakat memerlukan perubahan paradigma yang signifikan. Pendidik dan orang tua perlu siap untuk menerima pendekatan baru ini.

  2. Peningkatan Kualitas Evaluasi Alternatif: Untuk menggantikan rangking, alternatif penilaian harus dipastikan memiliki kualitas dan ketepatan yang memadai untuk memberikan gambaran yang akurat tentang kemampuan dan pencapaian siswa.

Masih perlukah rangking di rapor anak? Pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang mudah, karena masing-masing pendekatan memiliki argumen dan konsekuensi masing-masing. Sebagai pendidik dan orang tua, kita perlu mempertimbangkan dampak yang mungkin terjadi terhadap kesejahteraan dan motivasi siswa. Pendidikan bukan hanya tentang pencapaian akademis tetapi juga tentang perkembangan karakter dan keterampilan yang dibutuhkan untuk berhasil di dunia nyata. Oleh karena itu, mungkin saatnya untuk mengevaluasi kembali peran rangking dalam pendidikan dan mencari solusi yang lebih seimbang dan mendukung bagi perkembangan siswa secara menyeluruh.

Jangan lupa untuk mendaftar di website ini! Tidak hanya rangking di rapor anak yang akan Anda temukan sebagai informasi, berita, dan masalah di dunia pendidikan. Kami memberikan banyak pelayanan untuk guru dan sekolah berkualitas.

Chat Icon