Membaca, menulis, dan berhitung (calistung) sering dianggap sebagai indikator kecerdasan anak usia prasekolah. Banyak orang tua yang menilai penting untuk memperkenalkan calistung sejak dini. Beberapa lembaga pendidikan, seperti Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, bahkan melakukan tes membaca dan berhitung sebagai syarat masuk.
Namun, kemampuan setiap anak dalam belajar calistung berbeda-beda. Ada yang sudah bisa membaca di usia 3-4 tahun, sementara yang lain baru lancar membaca saat berusia 7 tahun. Hal ini sering membuat orang tua khawatir dan mencari guru privat untuk mengajarkan anaknya membaca, menulis, dan berhitung. Apakah ini langkah yang tepat? Berapa sebenarnya usia yang ideal untuk belajar calistung?
Literatur parenting tidak menyebutkan usia pasti kapan anak harus mulai belajar calistung, tetapi biasanya berkisar antara 4 hingga 6 tahun. Hal ini sangat tergantung pada proses pertumbuhan dan perkembangan anak sebelumnya. Anak-anak yang sudah siap mungkin tampak lebih cerdas pada usia 3 tahun.
Proses belajar calistung sendiri tidak termasuk dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan fisik dan sosial anak, seperti tengkurap, mengucapkan kata, memegang benda, dan bersosialisasi. Yang penting adalah memastikan anak siap secara emosional dan fisik sebelum memulai belajar calistung secara serius agar tidak memicu trauma atau penolakan.
Kesiapan anak belajar calistung tidak terjadi bersamaan. Ada yang lebih dulu siap belajar berhitung, sementara yang lain lebih tertarik membaca. Berikut tanda-tanda anak siap belajar calistung:
Memaksa anak belajar calistung sebelum mereka siap dapat berdampak negatif. Anak bisa mengalami "mental hectic," merasa stress, dan menganggap calistung sebagai kegiatan yang tidak menyenangkan. Hal ini bisa mengurangi motivasi belajar dan menimbulkan trauma. Tekanan berlebih dari lingkungan juga dapat menyebabkan depresi dan kurangnya kepercayaan diri di masa depan.
Belajar calistung sebaiknya dilakukan saat anak menunjukkan tanda-tanda kesiapan, biasanya sekitar usia 6-7 tahun. Kenalkan calistung dengan cara yang menyenangkan agar anak tidak merasa terbebani. Dengan demikian, anak dapat menikmati proses belajar dan tumbuh menjadi individu yang cerdas dan percaya diri. Semoga bermanfaat!