Pendidikan

Generasi Strawberry dan 2 Cerita tentang Mereka

Generasi strawberry dinilai sebagai angkatan muda yang kreatif dan inovatif tetapi lemah sehingga mudah patah dan sakit hati. Bagaimana julukan tersebut melekat? Ini cerita tentang mereka.
  • 8 Januari 2024
  • admin
  • generasi strawberry
  • cerita
  • media sosial

Generasi strawberry merupakan sekumpulan anak muda yang dinilai kreatif, inovatif, dan sangat paham teknologi. Akan tetapi layaknya buah berwarna merah tersebut, mereka sangat rapuh. Sedikit saja masalah dapat membuatnya patah hati, sakit, dan meninggalkan semua tugas dan kewajibannya.

Tentu julukan generasi strawberry tidak lahir begitu saja. Ada beberapa peristiwa yang melahirkannya. 

Di Indonesia sendiri, generasi ini menjadi pembicaraan yang viral. Curhatannya di media sosial mendapat tanggapan beragam. Mau tahu cerita mereka? Yuk, simak artikel ini!

1. Kuliah Melelahkan

Viral di media sosial Twitter, yang kini berganti nama menjadi X. Seorang anak yang baru saja kuliah mengeluh aktivitas yang dinilainya terlalu berat. Menurutnya, kuliah membuat kesehatan mentalnya menjadi buruk.  Akun @collegemenfess membagikan tangkapan layar postingan sehingga ramau dikomentari netizen.

"Gue anak 21, gak nyangka ternyata kuliah itu seburuk itu untuk mental health. Semester 1 kemarin gue udah dihujani materi sama tugas yang bener-bener banyak. Akibatnya waktu gue untuk healing sama self reward jadi kurang banget," kata sang mahasiswa.

Bahkan, dia menyatakan dirinya juga  tidak bisa menonton film di Netflix kesukaannya dan berjalan-jalan dengan temah. Selanjutnya, anak muda tersebut mengatakan, dia ingin cuti selama satu semester untuk healing. Namun, orang tua tidak setuju dengan sikap yang ingin diambilnya. 

"Bahkan gue dibilang manja. Gue bingung mau gimana, takutnya kalau paksain IPK malah tambah anjlok," tambahnya.

Dia mengaku bingung dengan orang yang tidak mau memahami kebutuhannya tentang healing dan mental health sehingga akhirnya curhat di media sosial. Harapannya, ada solusi dari netizen.

2. Sering Pindah Sekolah dan Ganti Kerja

Selain di media sosial, gaya anak muda yang tergolong lemah adalah dengan ditandainya pindah sekolah. Di sekolah pertama, anak merasa tidak nyaman dengan teman-teman. Kemudian, kurikulumnya tidak sesuai karena guru bahasa Inggrisnya tidak teralu pintar, dan seterusnya. 

Mereka pada dasarnya tidak mau sulit beradaptasi dan langsung minta pindah saat tidak sesuai ekspektasi.

Di jenjang lebih tinggi, generasi ini sering berpindah-pindah kerja. Ada segudang alasan yang menyebabkannya seperti itu, mulai bos yang sering marah, lingkungan kerja toxic, hingga gaji tidak sesuai. Pada akhirnya, mereka lebih suka di rumah dan tidak lagi bekerja. 

 

Tentu saja ada beberapa contoh lain dari sikap anak muda yang dinilai mudah sekali menyerah. Namun, ini bukan berarti kita dapat menggenaralisir semua orang.

Banyak anak muda yang pantang menyerah. Mereka mau bekerja dengan gaji kecil selama beberapa tahun. Beberapa di antaranya membiayai sekolah dan kuliahnya sendiri. 

Di setiap generasi pada dasarnya ada yang bersikap lemah. Namun, mungkin di era ini mereka berjumlah lebih banyak. Sesuatu yang harus lebih diperhatikan agar tidak berlanjut hingga negara kita di masa yang akan datang juga akan terpengaruh. Bagaimana pun, anak muda zaman kini adalah pemimpin di masa depan. 

Chat Icon