Pendidikan

Anak Berkebutuhan Khusus, Mana yang Bisa Masuk di Sekolah Inklusi?

Anak berkebutuhan khusus (ABK) sejak 20 tahun lalu bisa bersama di kelas dengan anak normal dalam sekolah inklusi. Anda harus tahu jenis-jenis ABK dan mana yang termasuk kategori hingga bisa masuk sekolah inklusi.
  • 26 Oktober 2023
  • admin
  • ABK
  • sekolah inklusi

Anak berkebutuhan khusus (ABK) sering disebut beberapa tahun belakangan. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, mereka bisa mengenyam pendidikan bersama anak-anak normal dalam sekolan inklusi.

Sekolah inklusi mulai ada di Indonesia sejak tahun 2003 atau sekitar 20 tahun lalu. Berbeda dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) yang biasanya khusus untuk anak dengan kekurangan fisik, lembaga pendidikan ini justru menggabungkan semua anak yang berbeda. Harapannya, semua anak dapat menerima perbedaan yang ditemui di kehidupan nyata. Selain itu, mereka juga dapat berkembang sesuai kemampuan, minat, dan bakat yang dimiliki.

Meskipun demikian, dengan segala keterbatasan sumber daya dan fasilitas, sekolah inklusi tidak dapat menerima semua anak ABK. Mereka menerapkan sistem seleksi cukup ketat. Biasanya ada 2 sampai 5 orang saja di setiap kelas.

Ada pula yang membatasi jenis ABK yang diterima dengan menyesuaikan pendamping yang ada. 

Oleh karena itu, sebagai orang tua Anda harus tahu jenis-jenis ABK dan bisa mencari tahu di sekolah yang dituju.

Klasifikasi ABK, Ketahui Sebelum Ananda Mendaftar Sekolah Inklusi

Pada dasarnya setiap anak adalah spesial dan unik, siap menjadi bintang. Pemilihan sekolah yang tepat akan membawa anak menjadi bintang yang bersinar, tidak peduli dengan kondisi fisik, emosi, dan kecerdasannya.

Pendidikan inklusi hadir untuk memenuhi kebetuhan setiap anak yang berbeda. Dengan kurikulum dan pelayanan yang sama, pendidikan dipersonalisasi sesuai kebutuhan siswa.

Ada anak yang mempunyai fisik normal, emosi terkendali, dan kecerdasan rata-rata. Mereka biasanya disebut sebagai anak normal. Di bawah atau di atas rata0rata, orang menyebutnya sebagai ABK. 

Anak dengan kebutuhan berbeda ini diklasifikasikan pada berbagai kelompok agar mudah dikenali, seperti di bawah ini.

1. Disabilitas Penglihatan

Secara umum mereka sering disebut sebagai tuna netra, seseorang yang mengalami masalah mata hingga tidak melihat total atau sebagian (low vision). 

Menurut laman resmi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, anak dikategorikan mengalami masalah penglihatan jika jarak pandang maksimalnya hanya 6 meter. Rata-rata orang mempunyai pandangan hingga 12 meter.

2. Disabilitas Pendengaran

Anak dapat mengalami masalah pendengaran, secara menyeluruh atau sebagian.

Gangguan ini mungkin terjadi sejak bayi, di mana mereka tidak pernah terkejut di tengah keramaian. Akibatnya, anak mengalami hambatan dalam bahasa dan bicara. Mereka tidak dapat mengenali gerakan mulut dan suara yang dihasilkan. Alat bantu dengar bisa menjadi solusi paling efektif.

3. Disabilitas Intelektual

ABK dengan kategori disabilitas intelektual biasanya diukur berdasarkan tes Intelegent Quotient atau IQ. Berdasarkan tes, umumnya anak akan mendapat skor di bawah 90. Akibat masalah intelektual, anak mengalami hambatan dalam perilaku dan beradaptasi dengan teman sebaya.

4. Disabilitas Fisik

Anak yang termasuk kategori ini mempunyai masalah dengan gerakan tubuhnya karena kelumpuhan, kurangnya anggota tubuh, fungsi tubuh tidak maksimal, dan kelainan bentuk.

Anak-anak jenis ini sebelumnya lebih memilih ada di SLB.

5. Disabilitas Sosial

Anak yang mengalami disabilitas sosial atau tuna laras menurut Pusat Studi Individu Berkebutuhan Khusus tidak dapat berinteraksi sosial, kesulitan mengendalikan emosi, hingga berperilaku menyimpang.

Beberapa ABK dengan disabilitas sosial mengalami gangguan tidur, gangguan makan, gangguan perilaku, mudah cemas, mudah marah, terhambat dalam belajar, dan suka mengganggu orang lain.

6. Kurang Fokus atau Attension Defisit ang Hiperacitivity Disorder (ADHD)

ADHD termasuk gangguan mental yang sering menyerang anak-anak, Ini terjadi karena otak tidak berkembang sesuai fungsinya. Akibatnya mereka mengalami masalah fokus dan pengendalian diri, dan bersikap tidak sabar. 

Dengan kondisi di atas, mereka cenderung kesulitan beradaptasi dengan lingkungan.

Satu hal, tingkat keparahan ADHD terdiri dari beberapa level. Orang tua tidak bisa mengklaim ADHD secara sepihak dengan melihat ciri-ciri tertentu. Anak harus dideteksi oleh dokter ahli tumbuh kembang anak.

7. Autisme atau Spektrum Autisme

Anak autisme sepintas mirip dengan tuna laras atau ADHD. Itu sebabnya perlu diagnosis ahli untuk mengklaim masalah ABK ini.

Umumnya anak autisme mempunyai kemampuan akademis di atas rata-rata, tetapi mereka sulit fokus, kurang memahami sekitar, hingga tidak memiliki keterampilan dasar sosialisasi.

8. Slow Leaner

Si slow leaner mempunyai kemampuan di bawah rata-rata tetapi bukan mengarah pada gangguan mental. Jika dilihat berdasarkan tes IQ, skor mereka berada di antara 60 sampai kurang dari 90. 

Mereka bukan tidak cerdas. Hanya saja untuk menguasai sesuatu harus berulang-ulang mempelajari dan mengingatnya.

9. Specific Learning Disabilities

Sesuai dengan namanya, specific learning disabilities merupakan gangguan belajar pada bagian tertentu saja. Disleksia di mana kemampuan menulis, membaca, dan berhitung anak lambat termasuk ke dalamnya.

Dengan terapi dan perlakuan yang tepat, anak dengan kategori ABK ini bisa mengalahkan semua kekurangan. Banyak tokoh sukses di dunia yang sukses dari berbagai bidang.

10. Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi tidak selalu dikarenakan fisik, seperti tuna rungu. Ananda dapat mengalami ini karana psikologis dan lingkungan.

11. Gangguan Ganda

Gangguan ganda menyiratkan anak dengan masalah yang cukup kompleks, misalnya tuna netra, tuna rungu, dan gangguan komunikasi. Ini juga dapat disebabkan gangguan fisik yang saling berkaitan atau psikologis.

12. Anak Jenius

Tidak banyak yang tahu, kejeniusan juga termasuk bagian dari ciri ABK. 

Mereka yang berada dalam kategori ini mempunyai IQ di atas rata-rata. Beberapa di antaranya bahkan, mempunyai kecerdasan dengan skor lebih dari 140.

Orang menyebut anak jenius sebagai gift atau pemberian tuhan. Mereka mungkin saja tidak hanya cerdas secara akdemik tetapi olahraga, seni, dan lainnya. Tentu saja cara mereka belajar akan berbeda dengan anak biasa. Itu sebabnya mereka termasuk anak  khusus.

Untuk Anda yang ingin tahu lebih lanjut tentang sekolah inklusi cek odysee.education, ya! Ada banyak artikel dan info pendidikan di sini. 

 

Chat Icon