Kurikulum & Materi Pelajaran

Rapor dengan Deskripsi di Kurikulum 2013, Ini Kelebihan dan Kekurangannya!

Dulu rapor atau buku penilaian siswa selama satu semester hanya berisi nilai-nilai saja. Sejak diberlakukannya Kurikulum 2013, ada deskripsi di bagian sampingnya. Bahkan, nilai tidak hanya berupa angka tetapi ada nilai amat baik (A), baik (B), dan cukup (C) dengan rentang waktu tertentu.
  • 10 Januari 2024
  • admin
  • kurikulum 2013
  • rapor deskripsi
  • kelebihan
  • kekurangan

Pendidikan di Indonesia mengalami transformasi signifikan dengan diperkenalkannya Kurikulum 2013. Salah satu komponen penting dalam menilai kemajuan peserta didik adalah rapor. Namun, rapor dalam konteks Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dievaluasi secara mendalam.

Kelebihan Rapor dalam Kurikulum 2013

  1. Orientasi pada Pengembangan Karakter dan Keterampilan Holistik: Rapor dalam Kurikulum 2013 tidak hanya menilai aspek akademis tetapi juga fokus pada pengembangan karakter dan keterampilan peserta didik. Hal ini memungkinkan guru dan orang tua untuk memahami perkembangan holistik anak, menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif.

  2. Penilaian Formatif: Sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 lebih bersifat formatif. Guru memiliki kesempatan untuk terlibat dalam proses pembelajaran, memberikan umpan balik langsung kepada peserta didik, dan mengidentifikasi kebutuhan perbaikan. Ini menciptakan suasana pembelajaran yang lebih dinamis.

  3. Pengukuran Kemampuan Abad ke-21: Rapor Kurikulum 2013 mencakup aspek kemampuan abad ke-21, seperti kreativitas, kritis berpikir, kolaborasi, dan komunikasi. Hal ini memberikan gambaran lebih lengkap tentang kesiapan peserta didik menghadapi tuntutan masa depan.

  4. Pemberdayaan Siswa: Dengan menekankan aspek penilaian formatif, rapor Kurikulum 2013 memberdayakan peserta didik untuk mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran. Mereka menjadi lebih bertanggung jawab terhadap perkembangan pribadi dan akademis mereka.

Kekurangan Rapor dalam Kurikulum 2013

  1. Kompleksitas dan Kesenjangan Implementasi: Implementasi Kurikulum 2013 dan penilaian formatif yang diusung olehnya seringkali kompleks dan tidak konsisten di berbagai sekolah. Hal ini menciptakan kesenjangan dalam penerapan standar penilaian, menyulitkan perbandingan antara prestasi peserta didik di berbagai lembaga.

  2. Tekanan pada Guru: Sistem penilaian formatif yang memerlukan keterlibatan guru secara aktif dalam memberikan umpan balik dapat menciptakan tekanan tambahan bagi para pendidik. Ketersediaan waktu dan sumber daya yang terbatas bisa menjadi hambatan dalam implementasi yang efektif.

  3. Minimnya Penilaian Standar Nasional: Rapor Kurikulum 2013 kurang memiliki penilaian standar nasional yang dapat digunakan sebagai acuan. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan standar penilaian antar lembaga, mengurangi objektivitas dan keadilan dalam menilai prestasi peserta didik.

  4. Kurangnya Keterlibatan Orang Tua: Meskipun ada upaya untuk melibatkan orang tua dalam pemantauan perkembangan anak, namun kurangnya pemahaman orang tua terhadap format dan tujuan Kurikulum 2013 dapat mengurangi efektivitas kolaborasi antara sekolah dan keluarga.

Kesimpulan

Rapor dalam konteks Kurikulum 2013 memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan. Meskipun menekankan pada pengembangan karakter holistik dan penilaian formatif, tantangan dalam implementasi, tekanan pada guru, kurangnya standar nasional, dan minimnya keterlibatan orang tua adalah aspek yang perlu diperbaiki. Evaluasi terus-menerus terhadap sistem penilaian ini diperlukan untuk memastikan bahwa rapor tidak hanya menjadi alat pengukur kemajuan akademis, tetapi juga mampu menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan berorientasi pada perkembangan peserta didik secara menyeluruh.

 
Chat Icon