Permainan atau game bukan hanya milik anak-anak kecil. Orang dewasa juga sangat menyukainya. Itu sebabnya di beberapa tayangan televisi, beberapa game populer masih ditayangkan, seperti Family 100 dan Kuis Siapa Dia.
Namun, di sekolah atau di kelas, perlukan permainan diterapkan?
Tentu saja untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) ini masih dipakai karena memang konsep bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain dinilai sangat efektif.
Bagaimana dengan penerapannya di sekolah dasar dan menengah?
Orang dewasa sampai anak-anak pada dasarnya menyukai permainan dengan berbagai tujuan. Itu sebabnya di era teknologi, ponsel menyediakan berbagai jenis aplikasi game, mulai dari yang sederhana, gratis, hingga rumit dan berbayar.
Permainan diyakini membuat otak lebih rileks dan menghibur. Di sisi lain, orang juga secara tidak sadar menerima pesanyang tersirat.
Di sekolah, umumnya sekolah informal untuk balita dan pendidikan anak usia dini menerapkan metode bermain. Saat masuk, mereka akan memulai pelajaran sambil bernyanyi. Begitu pula di tengah pelajaran dan saat pulang.
Belajar dengan cara seperti itu seolah berhenti ketika anak mulai masuk sekolah dasar (SD). Bahkan, di sekolah menengah sudah tidak ada lagi permainan dalam belajar.
Guru harus memperhatikan ini. Ternyata siswa SD, menengah, hingga mahasiswa masih memerlukan game saat belajar. Ada lima alasan yang membuatnya demikian.
1. Membuat Pelajaran Lebih Menarik
Tidak semua anak bisa duduk dengan manis di kelas. Beberapa di antaranya lebih suka suasana semarak. Saat sepi, mereka cenderung mengantuk. Apalagi jika materi pelajaran tidak disukai.
Pelajaran akan lebih menarik bagi anak demikian. Guru dapat memilihkan game yang berhubungan dengan jadwal pelajaran di hari tersebut.
Pelajaran menjadi lebih menarik dan tanpa disadari peserta didik lebih mudah menyerapnya.
2. Meningkatkan Keterlibatan Siswa
Hampir semua siswa akan senang bermain. Bermain bersama guru dan teman akan membuat peserta didik ingin terlibat.
Anak yang biasanya pendiam mungkin akan menjadi lebih antusias, terutama jika metode yang diberikan mereka sukai.
3. Memperkuat Ingatan Siswa
Ada siswa yang dapat mengingat pelajaran begitu saja dengan membaca dan mendengarkan guru. Namun, suasana yang menyenangkan akan membuat anak lebih mudah ingat.
Mereka yang cepat menangkap pelajaran akan sukai. Sementara yang lain akan segera mengejar ketertinggalan. Praktek dan suasana gembira akan memperkuat ingatan siswa.
4. Mengajarkan Berbagai Keterampilan
Permainan angka dengan menyebut bilangan genap akan meningkatkan fokus. Selain itu, siswa yang tidak bisa menyebutkannya secara tidak langsung dapat memahami pola saat bermain.
Begitu pula dengan permainan 'bisikan' yang melatih daya ingat siswa. Semuanya mengajarkan peserta didik berbagai keterampilan yang mungkin kelihatan 'receh' tetapi sangat berguna.
Siswa yang biasanya duduk manis, dapat melompat. Banyak hal yang dapat dipelajari di sini, termasuk cara mengekspresikan diri.
5. Membangun Kelompok Baru
Dalam kelas, umumnya ada kelompok-kelompok siswa tertentu. Mereka sulit untuk dipisahkan.
Saat bermain, pengajar dapat membuat kelompok baru. Murid akan belajar beradaptasi dengan cepat dan saling memahami. Ini akan sangat berguna untuk mereka kelak di masyarakat. Komunitas seharusnya saling membangun untuk kemajuan bersama.
6. Mengetahui Kekuatan dan Kelemahan Siswa
Pada dasarnya setiap pendidik sudah mengetahui kelebihan dan kelemahan siswa. Namun, ada siswa tertentu yang dulit ditebak. Mungkin dia pintar tetapi pemalu dan pendiam. Lainnya bisa jadi pintar dengan berbagai cara.
Saat antusias semua anak akan mengeluarkan kemampuan dalam dilirinya. Mereka akan berusaha menguasai dan menenangkan permainan. Saat tersebut sangat tepat bila guru memperhatikan dengan detil semua kepribadian murid.
7. Memecahkan Masalah dengan Suasana Gembira
Satu hal yang pasti, kemenangan dalam permainan berakhir jika seseorang atau kelompok menyelesaikan masalah dengan baik. Mereka dapat bertahan atau memperoleh jawaban yang bagus.
Anak belajar memecahkan masalah dengan suasana gembira, tanpa tekanan yang sering kali muncul dalam memahami pelajaran.
Dengan tujuh alasan di atas, sebaiknya pengajar mulai berpikir untuk menggunakan permainan sebagai media pembelajaran. Model-modelnya banyak sekali dan sebagian besar sudah dibahas di internet. Namun, jika Anda ingin penjelasan lebih lanjut, nantika artikel selanjutnya di wesbite ini! Kami juga akan membahas semua informasi dan berita pendidikan terbaru.