Untuk Guru & Sekolah

7 Manfaat Jadi Mahasiswa Salah Jurusan: Blessing in Disguise

Apa yang membawamu pada tulisan ini? Apakah rasa penasaran semata? Atau karena istilah mahasiswa salah jurusan yang membuatmu tersentil dan merasa dipahami? Seperti yang kamu tahu, mahasiswa salah jurusan adalah kalangan mahasiswa yang—atas berbagai alasan—berkuliah di jurusan yang tidak sesuai dengan minatnya. Sekilas, momok salah jurusan memang terdengar cukup fatal. Tapi tahukah kamu jika ada sejumlah manfaat dari peristiwa ini? Apa sajakah itu? Mari kita kupas jawabannya.
  • 1 Juli 2023
  • Admin

87% Mahasiswa di Indonesia Merasa Salah Jurusan

Menurut survei oleh Indonesia Career Center Network (ICCN) tahun 2017, sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia merasa salah jurusan.

Jika ditelusuri lebih dalam, penyebab di balik fenomena salah jurusan sangatlah beragam. Ada mahasiswa yang merasa salah jurusan karena:

  • ikut-ikutan teman,
  • tidak punya tujuan hidup,
  • mendapat tekanan dari orang tua,
  • tidak pikir panjang saat mendaftar,
  • belum menemukan jati diri, atau
  • terjebak pada mindset “yang-penting-kuliah”.

7 Manfaat Jadi Mahasiswa Salah Jurusan

Mudah bagi kita untuk menjadikan salah jurusan sebagai kambing hitam di balik rendahnya pencapaian akademik dan tingginya tingkat pengangguran.

Namun, percaya atau tidak, ada setidaknya tujuh manfaat yang hanya bisa didapatkan oleh kalangan mahasiswa salah jurusan. Apa saja? Simak selengkapnya di bawah ini.

1. Momen untuk Menguji Passion

Salah jurusan bukan alasan untuk berhenti menekuni passion yang kamu punya. Sebaliknya, ini akan jadi peluang bagus untuk membuktikan kegigihan dan tekad yang kamu miliki.

Sambil kuliah, kamu masih bisa mengikuti kursus online, workshop, sampai magang paruh waktu di perusahaan idaman.

Meluangkan waktu di tengah jadwal kuliah memang tak mudah. Namun, perlu kamu ingat bahwa berlian yang paling bersinar adalah berlian yang mendapatkan tekanan yang paling besar.

2. Menambah Wawasan di Bidang Pengetahuan Baru

Realistis saja, jika bukan karena salah jurusan, kamu mungkin tak akan tergerak untuk mempelajari hal di luar bidang yang kamu minati.

Padahal, bisa saja wawasan di bidang tersebut ternyata lebih penting dalam kehidupan sehari-hari. Mahasiswa salah jurusan punya privilese untuk mengeksplorasi disiplin ilmu yang lebih luas dan variatif.

3. Punya Dua Opsi Karier Sekaligus

Berada di jurusan yang salah menunjukkan bahwa kamu punya minat dan keinginan ideal yang kamu definisikan sebagai “jurusan yang benar”.

Jika kamu tekun, “jurusan yang benar” ini masih bisa kamu tekuni di luar jam kuliah, entah itu melalui program akademik maupun nonakademik.

Harapannya, begitu lulus nanti, kamu akan punya dua opsi karier yang dapat kamu taklukkan.

4. Memperkuat Mental dalam Beradaptasi

Dalam hidup, kita tak selalu dihadapkan pada situasi yang kita mau. Adakalanya kita harus melewati fase yang tidak nyaman supaya bisa maju ke fase berikutnya.

Inilah alasan kenapa mentalitas yang kuat selalu dibutuhkan di mana saja—khususnya di dunia kerja. Cuma orang-orang bermental bajalah yang sanggup bertahan sampai lulus di jurusan yang tak sesuai minatnya.

5. Peluang untuk Belajar Bertanggung Jawab

Jika salah jurusan terjadi atas kelalaianmu sendiri, mau tak mau, kamu harus menanggung seluruh konsekuensinya.

Daripada menyesal berlarut-larut, manfaatkan momen ini untuk mendewasakan diri. Jadikan sebagai pelajaran berharga tentang makna tanggung jawab dalam setiap keputusan.

6. Mengasah Skill Problem Solving

Mahasiswa salah jurusan dihadapkan pada perang batin yang tak mudah. Mereka harus selalu kreatif dalam menikmati masa kuliah sekaligus “curi-curi waktu” untuk mendalami passion.

Sikap dan pola pikir ini, secara tidak langsung, akan melatihmu berpikir kritis saat memecahkan masalah.

7. Tidak Kehilangan Kesenangan Pribadi

Orang yang mengambil jurusan sesuai passion biasanya akan kehilangan hobi secara perlahan. Alasannya, karena mereka tidak lagi bisa membedakan antara kesenangan pribadi dan tuntutan pendidikan.

Mahasiswa yang salah jurusan, di sisi lain, mampu memosisikan minatnya murni sebagai kesenangan pribadi. Bukan tak mungkin jika mahasiswa salah jurusan dapat lebih lihai dalam menciptakan pola hidup yang seimbang.

Salah Jurusan: Apa yang Harus Dilakukan?

Bagi kamu yang sedang kuliah di jurusan yang tidak sesuai minat, pilihan yang tersisa hanya dua. Pindah jurusan atau tetap bertahan di jurusan yang sama.

Pertanyaannya, apa saja sikap dan pola pikir yang dibutuhkan setelah menentukan salah satu opsi tersebut?

1. Pindah Jurusan

Hal pertama yang kamu korbankan jika memutuskan untuk pindah jurusan adalah waktu dan biaya—terhitung sejak proses pendaftaran hingga masa kuliah yang sudah telanjur kamu jalani.

Sisi positifnya, kamu akan lebih bahagia dan puas secara batin, karena punya kesempatan untuk memperjuangkan kata hatimu sendiri.

Agar keputusan ini tak berujung menjadi penyesalan lain, pastikan kamu mempersiapkan diri semaksimal mungkin. Bagaimana caranya?

  • Mulai dengan menentukan jalur masuk yang kamu targetkan.
  • Lanjutkan dengan pembekalan diri yang maksimal; ikut program bimbingan bila perlu.
  • Perhitungkan dan siapkan biaya yang dibutuhkan—jika mendaftar tanpa program beasiswa.

2. Bertahan di Jurusan yang “Salah”

Konsekuensi dari keputusan ini adalah kenyataan bahwa kamu harus menjalani masa-masa perkuliahan di bidang yang tidak kamu minati.

Meski begitu, kamu tidak akan rugi waktu dan biaya. Kamu juga tak perlu mengulangi rangkaian administratif yang rumit saat pindah jurusan.

Meski melenceng dari minat, bukan berarti masa kuliahmu tak bisa dinikmati sama sekali. Coba lakukan beberapa hal berikut untuk meringankan beban salah jurusan yang kamu rasakan.

  • Temukan beberapa teman akrab di jurusan yang sama.
  • Bercerita dengan sesama mahasiswa salah jurusan lainnya.
  • Gabung organisasi dan kegiatan luar kampus di bidang yang kamu sukai.

Peran Guru dalam Mengurangi Risiko Salah Jurusan

Transisi dari SMA ke perguruan tinggi adalah fase kritis bagi siswa. Ketidaksiapan untuk beralih jenjang pendidikan menjadi salah satu alasan mengapa kebanyakan siswa berakhir di jurusan yang tidak tepat.

Sebagai tindakan preventif, guru dapat mengajak para siswa untuk melakukan tes minat dan bakat. Selain membantu untuk memahami diri sendiri, tes ini juga memberikan gambaran tentang jurusan apa yang paling sesuai bagi masing-masing siswa.

Gabung Komunitas Guru Se-Indonesia!

Sebagai guru, wajar jika kamu bingung dalam mengimbau siswa agar tak keliru saat memilih jurusan kuliah. Tak perlu khawatir. Kini kamu bisa bergabung dengan Komunitas Guru Odysee Education.

Di komunitas ini, kamu akan bertemu dengan pengajar lain dari seluruh Indonesia untuk saling berbagi referensi, informasi pendidikan, sampai diskusi tentang berbagai topik—termasuk isu salah jurusan.

Ingin bergabung?

Segera daftar di website odysee.education atau ketuk di sini!

Chat Icon