Selain melahirkan siswa dengan profil Pancasila, Kurikulum Merdeka yang pada tahun ajaran 2023 sudah mulai banyak diterapkan juga membidik kemampuan literasi dasar. Hal ini dianggap penting agar siswa kelak dapat dengan mudah memahami bacaan dan lingkungan di sekitar.
Literasi ini diterapkan di semua jenjang pendidikan. Siswa tidak lagi hanya menghafal rumus-rumus Matematika dan Sains serta teori ilmu sosial tetapi juga memahami penerapannya di lingkunn.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Tenologi (Kemendikudristek) membagi materi dalam enam bagian yang akan dijelaskan dalam artikel ini.
Secara umum, literasi dimaknai sebagai kemampuan seseorang untuk memahami dengan cara mengolah informasi yang diterima saat proses membaca dan menulis.
Di sini kemampuan membaca dan menulis tetap penting tetapi penerapannya langsung pada kalimat. Misalnya, siswa SD membaca 'Pakaian disimpan di lemari coklat'. Siswa dapat mengetahui beberapa informasi, yaitu: Barang yang disimpan di lemari adalah pakaian; lemari berwana coklat; tempat menyimpan pakaian.
Kurikulum Merdeka yang merupakan langkah Kemendikbudristek untuk menyambut era baru berusaha melahirkan peserta didik yang mampu menjawab tantangan zaman. Salah satunya dengan 6 literasi dasar yang bisa diterapkan di sekolah dengan berbagai cara.
1. Literasi Baca Tulis
Ini mungkin merupakan literasi yang pertama kali diajarkan di sekolah. Siswa belajar memahami isi teks tertulis, baik yang tersirat dan tersurat alias tersembunyi dengan bahasa lisan dan tulisan.
Sebagai tahap awal, sekolah dapat menyediakan buku-buku yang sesuai dengan usia. Mereka diberi waktu untuk membaca buku dengan kalimat sederhana terlebih dahulu dan menceritakan kembali isinya secara lisan dengan gaya bahasa sendiri.
Latihan di atas tidak hanya mengajak siswa belajar literasi membaca dan menulis tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri.
Tentu saja buku yang disediakan lebih bervariasi untuk anak dengan jenjang lebih tinggi. Penerapannya juga bisa berbeda.
2. Literasi Numerasi
Numerasi bermakna angka. Literasi numerasi adalah kecakapan atau pemahaman tentang simbol dan angka sehingga dapat memecahkan masalah sehari-hari dengan Matematika dasar.
Sebagai contoh, anak dapat menghitung uang kembalian jika dia berbelanja ke warung.
Untuk mewujudkan pembelajaran di bidang ini, guru dapat mengajak anak belajar ke swalayan dengan membawa sejumlah uang tertentu. Selain itu, kegiatan 'market day' juga melatih anak mengenal literasi.
Dalam buku Matematika SD yang sudah menggunakan Kurikulum Merdeka, soal cerita membantu siswa menguasai literasi di sini.
3. Literasi Sains
Literasi yang satu ini merupakan kecakapan seseorang untuk memahami fenomena alam dan sosial yang terjadi di sekitarnya. Anak lebih peka terhadap lingkungan. Semua ada hukum sebab dan akibat sehingga kelak mereka bisa mengambil keputusan secara ilmiah.
Sebagai penerapan di SD, siswa dapat diajak mengenal tumbuhan lebih dekat. Guru membawa sebuah pohon di dalam pot dan menunjukkan bagian-bagiannya mulai dari akar sampai bunga. Untuk siswa SMA dan sederajat, percobaan dan analisa di laboratorium merupakan pengalaman berharga.
4. Literasi Digital
Literasi digital berkaitan dengan teknologi, yakni kecakapan seseorang untuk menggunakan media yang disebut sebagai gadget dengan beretika dan bertanggung jawab.
Bukan hanya cara menggunakan, seseorang dapat dikatakan sudah cerdas dalam literasi digital jika sudah dapat menyaring informasi yang masuk dan membagikan sesuai dengan aturan. Siswa tidak mudah termakan hoaks dan meniru akun-akun tidak bertanggung jawab hingga mengatur waktu pemanfaatannya.
Pelajaran Teknologi Informasi dan Komputer di sekolah merupakan bagian dari literasi dasar digital.
5. Literasi Finansial
Literasi finansial merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh keuangan, resiko, hingga cara mengelolanya dengan tepat.
Siswa diajarkan untuk bertanggung jawab dan kerja keras serta kejujuran di sini. Setiap hasil yang diperoleh harus diterima dengan rasa syukur.
6. Literasi Budaya dan Kewargaan
Literasi budaya dan kewargaan mungkin kurang dikenal. Namun, di sini mengajak seseorang untuk mempunyai kemampuan dalam bersikap terhadap kebudayaan sendiri sebagai identitas bangsa serta memahami hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
Jika digabungkan dengan literasi digital, siswa akan mampu dan bertanggung jawab mengetahui sikap mana saja yang dapat ditiru dari semua konten yang ada di media sosial dan sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai kerangka dari semua literasi dasar, tim guru di sekolah dapat membuat satu proyek per semester yang dapat juga digabungkan dengan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Untuk orang tua yang masih mencari sekolah terbaik untuk Ananda, silakan cek profil kami Odyse Education dan daftarkan putra-putri Anda segera.